NAMA : ADINDA ADELIA WULANDARI
KELAS : X IPA 3
NO : 01
SALAH SIAPA
Pagi
sekali aku sudah datang di sekolah. Sampai di kelas, gembok masih mengunci
pintu kelas. Akhirnya aku duduk di gazebo depan kelas.
Kulihat
sekelilingku ternyata juga sama. Banyak anak yang sudah datang pagi untuk
belajar ternyata harus menjadi anjing penjaga di depan kelas. Yah, banyak dari
mereka yang hanya duduk-duduk sambil melamun.
Ya
Allah......,kalau begini jadinya salah siapa??? Niat hati takut masih dikunci,
jadinya datang telat. Eh, sudah diperkirakan belum bel tapi tetap saja harus di
stop petugas palang pintu dan disuruhnya belok kanan. Jadi, pagi-pagi harus
kerja bakti mencuci mukenah, shalat dhuha, dan mengaji. Tujuannya supaya yang
telat dibukakan mata hatinya.
Esoknya, aku datang pagi sambil tersenyum
dengan detergent di tanganku. Tujuanya, untuk jaga-jaga kalau-kalau ada semua
warga SMA-ku telat jadi tidak perlu susah-susah cari detergent.
Akhir-akhir
ini aku jadi berangkat pagi agar detergent yang kubawa lebih bermanfaat untuk
orang lain.
NAMA : ANISAH ROSDIANA SARI
KELAS : X IPA 3
NO : 05
NO : 05
Kota Metropolitan dengan
Sungai yang Jernih
Ketika saya
melancong ke kota metropolitan, saya mendapatkan sungai yang jernih dengan
penuh sampah mengapung diatas sungai tersebut.
Dengan
lamunanku yang begitu penuh arti, sejenak aku memikirkan tentang kota
metropolitan itu seperti apa? Dan ternyata seperti inikah tampaknya. Kota yang
padat penduduknya, ekonomi di kota tersebut juga tidak mencukupi, dan
orang-orang bersinggah juga tidak mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan
Disinilah
para penduduk mulai bermalas-malasan dengan menerima pendapatan yang tidak
menentu. Keseharian mereka adalah bermalas ria, dan tidak menjaga kebersihan
lingkungannya. Kota tersebut menjadi kumuh, kotor, dan layaknya gubuk tercebur
dalam got. Bagaimana jadinya kalau terus-terusan seperti ini? Kenapa bisa jadi
begini? Memangya sampai sebegitu tega manusia merusak sungai?
Sungai itu
harus dilestarikan. Tetapi sekarang yang melintas di kawasan sungai tersebut
bukanlah anak-anak kecil riang yang sedang berenang, ikan-ikan yang biasanya
digunakan masyarakat sebagai lauk pauk, dan sampan. Melainkan sampah yang
berserakan dan benda kuning yang misterius. Seharusnya, masyarakat lebih sadar
akan menjaga kebersihan lingkungan. Bukannya enak-enakan atau santai-santai
nongkrong di pinggir sungai sambil makan dan membuang sampahnya ke sungai.
Agar alam
sekitar ini menjadi yang lebih baik, usahakan kebiasaan keseharian masyarakat
tersebut diubah dengan lebih giat lagi dan melakukan kerja bakti di kota
tersebut.
NAMA : PUTERI ARDHYA PRAMESTI
NO : 24
KELAS : X IPA 3
GLOBAL WARMING VERSI
ANEKDOT
Panasnya
hawa siang ini bagai berkunjung ke neraka yang suhunya menurun. Lebih baik beli
es krim saja biar agak fresh.
Wow! Baru 5
menit ke luar supermarket, es krim ini tiba-tiba meleleh. Pasti ini karena ulah
global warming. Oh ya, kalau dipikir lagi, global warming terjadi karena ulah
hewan. – Kalau dibilang “manusia” terlalu bagus karena manusia memiliki akal
pikiran, sedangkan “hewan” tidak –
Hewan
sering menebang hutan, hal itu sangat “kurang kerjaan” bagi saya. Sudah
merugikan lingkungan, membuang banyak tenaga pula. Mengapa mereka tidak
menebang rambut mereka saja? Selain lebih ringan, juga tidak menghabiskan banyak
tenaga. Wah! Tiba-tiba pernafasan saya terganggu gara-gara asap rokok. Menurut
saya sangat rugi jika mereka memakai putung rokok. Mengapa tidak memakai
kenalpot saja? Selain lebih besar, lebih lega, juga lebih awet. Sungguh tragis
dunia masa kini, nampaknya kewajiban pendidikan 9 tahun tidak cukup bagi
mereka, atau mungkin mereka perlu mengonsumsi suplemen cerebrofit setiap hari agar otak mereka lebih cerdas dalam
menghadapi dunia.
Lho!
Mengapa orang-orang memandangi saya? Ternyata sejak tadi saya berbicara sendiri
dan parahnya saya juga tersenyum PD. Semoga mereka tidak berpikiran kalau saya
gila.
Ngomong-ngomong,
es krim saya tiba-tiba lenyap tanpa sisa. Ke mana perginya???
NAMA : DEWI SUSANTI
NINGSIH
KELAS : X – IPA 3
No :
9
TIDAK MENGHARGAI PERASAAN
SESEORANG
Aku kini berada di Sekolah Menengah
Atas (SMA). Di sini aku memiliki banyak pengalaman yang sungguh banyak.
Aku banyak
temen yang kece, Guru yang asyik kadang cerewet dan tidak memikir deadline dan
primadona hatiku. Semuanya selalu membuatku bahagia. Yah !!! itulah hari-hari
yang kulewati saat ini.
Mereka
semua selalu mendukung kemajuanku, mereka adalah sosok yang baik, hangat, dan
lembut. Selimut itu lembut, hangat, terlalu lembutnya sampai-sampai selimut tersebut
membuat badan sang pemakai terasa panas, terbakar, dan melempuh. Euuuuh !!
Ya Allah ...
ku ikhlaskan air mata, basahi seluruh jiwa dan ragaku ... Mereka adalah hal-hal
yang banyak membuatku tersenyum, walaupun mereka punya kekurangan di satu sisi.
Yah ... ku
leawati hari-hari ini penuh tawa dan bahagia.
NAMA : RENA FERINDA DEWI
KELAS : X IPA 3
NO : 27
ALUN-ALUN MOJOKERTO
YANG MENGENASKAN
Suatu hari saat aku lagi di
alun-alun sedang bersantai , tiba tiba terpikirkan olehku tentang tong sampah
yang ada di alun-alun tersebut . Dan akupun bergumam didalam hatiku , apa yang
menyebabkan tidak adanya tong sampah di alun-alun mojokerto kota tercintaku ini
????
Kemana saja pejabat-pejabat yang
mengurus pembangunan alun-alun ini ??? apa mereka tidak memperdulikan tetapi
hanya ASAL JADI saja ??? apa mereka hanya tidur, makan, bersenang-senang dan
mendapat gaji buta tanpa bekerja ??? . Ini yang menyebabkan alun-alun Mojokerto
menjadi mengenaskan seperti ini !!. Aaaaahhh sial Kotaku tidak karu-karuan
gara-gara ulah hewan tidak jelas yang memenuhi Kotaku !!. Kenapa tidak MATI
saja ?? daripada hidup hanya memenuhi kota dan menjadi parasit yang merugikan
saja .
Apaaaaa mungkin alun-alun
Mojokerto yang sebesar dan seluas ini masak iya tidak ada tong sampah ???
Gilaaa aja ini ... Kemana dana yang selama ini mengalir ? pasti ke
pejabat-pejabat Hina yang bersangkutan.
Meskipun ada mungkin hanya
beberapa ditempat tertentu saja, itu semua yang menyebabkan orang Mojokerto
membuang sampah sembarangan karena malas berjalan jauh, maka dari itu sampah
berserakan dimana-mana karena faktor MALAAAASS !!! Malas kok dipupuk ya subuuur
dong broooo ...
Apa yang kita miliki di alun-alun
Mojokerto ??? Gersang , panas pastinya sudah seperti neraka bocor saja , karena
tidak ada pepohonan yang menjadi pelindung, mungkin ada tapi hanya sebagai
syarat saja. Bahkan GAJAH yang dulu sangat gemuk sekarang menjadi kurus
kerempeng seperti peyek ikan teri , karena tidak ada yang mengasih makan.
Karena uangnya entah kemana , mungkin lenyap hanyut terbawa tsunami.
Sama saja alun-alun menjadi
tempat maksiat untuk remaja yang pacaran dengan mesranya tanpa memandang
sekelilingnya , lebih pantasnya TIDAK TAHU MALU !! lampu yang remang-remang
udah kayak tempat dugem aja .. Jeb ajeb
ajeb ajeb ajeb .Dimana petugas keamanan seperti Polisi dan Satpol PP yang
mengobrak-abrik orang maksiat ditempat umum ??? apa mereka ikut maksiat jugaaa
??? Hahahahahahah Sungguh konyol dunia ini , tampang boleh imueet tapi hati loe
udah kayak mafia aja broo .. Uups ! .
Astaga, Gue baru ingat ternyata
dari tadi gue cuman berkhayal dan bergumam sendiri gak jelas yang pastinya gak
pernah didengar oleh orang yang tidak perduli. Percuma saja ngomong panjang lebar
tapi hasilnya SIA – SIA ... BODOHNYA saya ini !!!
bolehkan saya copas untuk tugas saya?
BalasHapusIjin copas, thanksss
BalasHapusijin copy paste, terima kasih
BalasHapusijincopas..
BalasHapusIjin copas yg punya lapak
BalasHapus