NAMA KELOMPOK :
1. CHOIRUN NISA’ (07)
2. HESTI DWI RAHAYU (15)
3. IKE DIAN NOVITASARI (17)
4. LYNDA NAVITASARI (21)
5. SHINTA MANGGALA N. (29)
Karakteristik teks anekdot
“Politisi Blusukan Banjir”
o
Abstraksi : Pada malam jum’at, paling banyak
ditemukan politisi
melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf
bukan nama sebenarnya
dan bukan sebenarnya nama).
o
Orientasi : Darman mendatangi
kampung yang diterjang banjir paling
parah.
o
Krisis : Sial baginya, dia
terperosok ke selokan dan terseret
derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga
melawan
arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
o
Reaksi : Untung regu penolong
sangat sigap. Meskipun terseret
cukup
jauh, Darman masih bisa diselamatkan.
o
Koda : Lebih kaget lagi
ketika dia melihat do’a tertulis di dinding :
“Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas.” Darman
pingsan!
Karakteristik teks anekdot “Puntung
Rokok”
o
Abstraksi : Singapura termasuk
salah satu negara yang bersih.
o
Orientasi : Azam merokok
sendirian sambil duduk dibangku.
o
Krisis : Karena rokoknya sudah hampir habis, ia
membuang
puntung rokoknya begitu saja dan jatuh persis disisi kaki
kanannya.
o
Reaksi : Tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam
dengan suara
tegas.
o
Koda : Petugas hanya terbelalak keheranan.
Kemudian ia pergi
meninggalkan Azam.
Tugas 1
Hal
122
2.
Darman dan para politisi lain melakukan blusukan sama dengan
Jokowi. Tetapi yang membedakan adalah
Darman dan para politisi lain
tujuannya hanya ingin mencari perhatian
media, sedangkan Jokowi
tidak.
3.
Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air.
Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus,
tetapi tidak berdaya, dia
hanyut. (Paragraf 2)
4.
Darman pingsan karena melihat korban pingsan lainnya adalah para
politisi lain yang sedang blusukan hanya
untuk mencari perhatian
media sama seperti Darman dan dia melihat
tulisan didinding yang
berbunyi: “Ya Allah, hanyutkanlah mereka
yang tidak ikhlas.
5.
Menurut saya, layanan publik dibidang sosial-politik sangat buruk jika
masih banyak politisi yang hanya ingin
dilirik media saja, tidak
menolong masyarakatnya dari dalam hati.
6.
Bakti sosial yang berupa bantuan-bantuan langsung kepada masyarakat
yang membutuhkan contoh yang tertimpa
musibah baru-baru ini seperti
banjir. Para politisi memberikan bantuan
sandang maupun pangan
kepada para korban secara ikhlas bukan
karena mencari perhatian
media.
7.
8
|
Darman
pingsan setelah melihat ada tulisan “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak
ikhlas” yang menempel di dinding.
|
3
|
Tidak
ketinggala, Darman juga meninjau salah satu daerah yang menjadi korban banjir.
|
5
|
Akan
tetapi, Darman sial. Ia terperosok ke selokan dan terseret oleh banjir.
|
2
|
Mereka
membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir.
|
1
|
Pada
malam jum’at, sejumlah politisi melakukan “blusukan” ke daerah-daerah banjir.
|
6
|
Darman
di tolong oleh regu penyelamat.
|
4
|
Ia
menebar senyum dan menjadi pusat perhatian warga.
|
7
|
Lalu,
ia dibawa ke tempat yang aman.
|
Hal 124
2.
Iya, orang yang tidak tertib dalam membuang sampah seperti Azam
Tidak mengulangi perbuatannya lagi.
3.
Betul.
Tidak, karena jika petugas mengetahui
perilaku Azam maka tidak
dapat dilabuhi oleh Azam. Dan Azam akan
mendapatkan sanksi yang
tegas. Oleh karena petugas tidak mengetahui
perilaku Azam secara
pasti, maka Aam tidak dikenahi sanksi yang tegas.
Dan Azam dapat
lari dari kesalahannya sendiri.
4.
Petugas langsung menegur Azam.
5. Saya akan mengetahui perilaku
Azam dan saya akan memberikan
sanksi yang tegas Kepadanya agar Azam tidak mengulangi
perbuatannya lagi.
6.
Jika saya tidak ingin dihukum saya akan melakukan perilaku seperti
Azam. Jika saya menjadi warga negara yang
baik saya tidak akan
membuang sampah sembarangan agar tidak
diberi sanksi yang tegas.
7.
4
|
Dengan
santai Azam merokok membuang puntung rokoknya begitu saja disampingnya
|
6
|
Dengan
spontan Azam mengambil puntung rokoknya kembali, lalu diisap lagi sambil
mengucapkan kata “maaf” bahwa rokoknya terjatuh.
|
3
|
Orang
tidak boleh membuang sampah sembarangan.
|
5
|
Perbuatan
Azam diketahui oleh petugas, lalu ia ditegur dengan suara keras.
|
1
|
Azam
pergi ke Singapura untuk berlibur.
|
7
|
Petugas
terbelalak, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu, ia pergi meninggalkan
Azam.
|
2
|
Di
negara itu diberlakukan peraturan kebersihan secara ketat.
|
Langkah-langkah meringkas
(mengabstraksi) teks yang baik :
1. Membaca
naskah asli
2. Mencatat
gagasan utama
3. Menyusun
kembali gagasan utama menjadi suatu cerita ringkas
Ringkasan teks “Anekdot Hukum
Peradilan”
Suatu
hari, seorang tukang pedati yang sedang membawa barang dagangannya kepasar
melewati jembatan yang baru dibangun. Namun, kayu yang dibuat untuk jembatan
rapuh dan tukang pedati jatuh ke sungai beserta dagangannya.
Tukang
pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian yang cukup besar.
Kemudian mereka melaporkan si pembuat jembatan kepada hakim agar dihukum dan
memberi uang ganti rugi.
Permohonan
tukang pedati pun dikabulkan. Hakim memanggil si pembuat jembatan untuk
diadili. Namun, si pembuatan tidak terima dan menimpahkan kesalahan kepada
tukang kayu.
Sesampai
di hadapan hakim, si tukang kayu bertanya tentang kesalahannya. Hakim pun
menjawab, “kesalahanmu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan
itu jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan kuda
beserta pedatinya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti semua
kerugiannya.” Si tukang kayu pun tidak terima, ia menyalahkan si penjual kayu
yang menjual kayu jelek kepadanya. Hakim pun percaya dan menyuruh pengawal
memanggil si penjual kayu.
Si
Penjual kayu dibawa oleh pengawal ke hadapan hakim. Dan ia bertanya tentang
kesalahannya. Hakim pun menjawab pertanyaan si penjual kayu. Si penjual kayu
tidak terima dan menyalahkan pembantunya. Hakim percaya dan menyuruh pengawal
membawa pembantu si penjual kayu kehadapannya.
Si
pembantu juga bertanya tentang kesalahannya kepada sang hakim seperti halnya
orang yang dipanggil terebih dahulu. Hakim menjawabnya. Tetapi si pembantu
tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu. Ia tidak dapat
memberikan alasan yang memuaskan . akhirnya Hakim memutuskan si pembantu
dihukum dan memberi uang ganti rugi. Hakim menyuruh pengawal memasukkan si
pembantu ke penjara.
Beberapa
menit kemudian, sang hakim bertanya kepada pengawal tentang memenjarakan dan
menyita semua uang si pembantu tersebut. Tetapi pengawal tidak bisa
melaksanakan perintah itu, karena si pembantu berbadan tinggi, gemuk sehingga
ruang penjaranya tidak muat karena terlalu sempit. Serta si pembantu tidak
memiliki uang untuk disita. Sang hakim pun marah besar, dan ia memberikan ide
untuk mencari pembantu lain yang badannya lebih pendek, kurus dan punya uang.
Kemudian pengawal pergi mencarinya.
Si
pembantu berbadan pendek, kurus dan punya uang bertanya tentang kesalahannya.
Sang hakim dengan santai menjawab, “kesalahanmu adalaahh karena kamu pendek,
kurus dan punya uang!!!!!!”.
Kemudian
pembantu berbadan pendek, kurus dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan
uangnya disita. Dan sang hakim bertanya pada masyarakat, “Saudara-saudara,
bagaimanakah pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?”. Masyarakat menjawab,
“Adiillll!!!”.