Blogger templates

ALBUM FOTO

ALBUM FOTO

Senin, 03 Februari 2014

TUGAS ANEKDOT "HUKUM PERADILAN"


NAMA KELOMPOK         :
1.    CHOIRUN NISA’                 (07)
2.    HESTI DWI RAHAYU         (15)
3.    IKE DIAN NOVITASARI    (17)
4.    LYNDA NAVITASARI         (21)
                 5.    SHINTA MANGGALA N.    (29) 



  Karakteristik teks anekdot “Politisi Blusukan Banjir”

o   Abstraksi         : Pada malam jum’at, paling banyak ditemukan politisi
                   melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama                    sebenarnya dan bukan sebenarnya nama).
o   Orientasi : Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling
  parah.
o   Krisis      : Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret
  derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan  
  arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
o   Reaksi     : Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret
  cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan.
o   Koda      : Lebih kaget lagi ketika dia melihat do’a tertulis di dinding :
  “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas.” Darman
  pingsan!

*   Karakteristik teks anekdot “Puntung Rokok”

o   Abstraksi : Singapura termasuk salah satu negara yang bersih.
o   Orientasi : Azam merokok sendirian sambil duduk dibangku.
o   Krisis      : Karena rokoknya sudah hampir habis, ia membuang
  puntung rokoknya  begitu saja dan jatuh persis disisi kaki
  kanannya.
o   Reaksi     : Tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam dengan suara
  tegas.
o   Koda        : Petugas hanya terbelalak keheranan. Kemudian ia pergi
  meninggalkan Azam.

*   Tugas 1
Hal 122
2. Darman dan para politisi lain melakukan blusukan sama dengan 
    Jokowi. Tetapi yang membedakan adalah Darman dan para politisi lain
    tujuannya hanya ingin mencari perhatian media, sedangkan Jokowi
    tidak.
3. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air.
    Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tidak berdaya, dia
    hanyut. (Paragraf 2)
4. Darman pingsan karena melihat korban pingsan lainnya adalah para
    politisi lain yang sedang blusukan hanya untuk mencari perhatian
    media sama seperti Darman dan dia melihat tulisan didinding yang
    berbunyi: “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tidak ikhlas.
5. Menurut saya, layanan publik dibidang sosial-politik sangat buruk jika
    masih banyak politisi yang hanya ingin dilirik media saja, tidak
    menolong masyarakatnya dari dalam hati.
6. Bakti sosial yang berupa bantuan-bantuan langsung kepada masyarakat
    yang membutuhkan contoh yang tertimpa musibah baru-baru ini seperti
    banjir. Para politisi memberikan bantuan sandang maupun pangan
    kepada para korban secara ikhlas bukan karena mencari perhatian
    media.
7.
8
Darman pingsan setelah melihat ada tulisan “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas” yang menempel di dinding.
3
Tidak ketinggala, Darman juga meninjau salah satu daerah yang menjadi korban banjir.
5
Akan tetapi, Darman sial. Ia terperosok ke selokan dan terseret oleh banjir.
2
Mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir.
1
Pada malam jum’at, sejumlah politisi melakukan “blusukan” ke daerah-daerah banjir.
6
Darman di tolong oleh regu penyelamat.
4
Ia menebar senyum dan menjadi pusat perhatian warga.
7
Lalu, ia dibawa ke tempat yang aman.

Hal 124
2. Iya, orang yang tidak tertib dalam membuang sampah seperti Azam
    Tidak mengulangi perbuatannya lagi.
3. Betul.
    Tidak, karena jika petugas mengetahui perilaku Azam maka tidak
    dapat dilabuhi oleh Azam. Dan Azam akan mendapatkan sanksi yang
    tegas. Oleh karena petugas tidak mengetahui perilaku Azam secara
    pasti, maka Aam tidak dikenahi sanksi yang tegas. Dan Azam dapat   
    lari dari kesalahannya sendiri.
4. Petugas langsung menegur Azam.
         5. Saya akan mengetahui perilaku Azam dan saya akan memberikan           
             sanksi yang tegas Kepadanya agar Azam tidak mengulangi  
             perbuatannya lagi.
6. Jika saya tidak ingin dihukum saya akan melakukan perilaku seperti           
    Azam. Jika saya menjadi warga negara yang baik saya tidak akan  
    membuang sampah sembarangan agar tidak diberi sanksi yang tegas.
7.
4
Dengan santai Azam merokok  membuang  puntung rokoknya begitu saja disampingnya
6
Dengan spontan Azam mengambil puntung rokoknya kembali, lalu diisap lagi sambil mengucapkan kata “maaf” bahwa rokoknya terjatuh.
3
Orang tidak boleh membuang sampah sembarangan.
5
Perbuatan Azam diketahui oleh petugas, lalu ia ditegur dengan suara keras.
1
Azam pergi ke Singapura untuk berlibur.
7
Petugas terbelalak, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu, ia pergi meninggalkan Azam.
2
Di negara itu diberlakukan peraturan kebersihan secara ketat.

*   Langkah-langkah meringkas (mengabstraksi) teks yang baik :
1.     Membaca naskah asli
2.     Mencatat gagasan utama
3.     Menyusun kembali gagasan utama menjadi suatu cerita ringkas

*   Ringkasan teks “Anekdot Hukum Peradilan”
Suatu hari, seorang tukang pedati yang sedang membawa barang dagangannya kepasar melewati jembatan yang baru dibangun. Namun, kayu yang dibuat untuk jembatan rapuh dan tukang pedati jatuh ke sungai beserta dagangannya.
Tukang pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian yang cukup besar. Kemudian mereka melaporkan si pembuat jembatan kepada hakim agar dihukum dan memberi uang ganti rugi.
Permohonan tukang pedati pun dikabulkan. Hakim memanggil si pembuat jembatan untuk diadili. Namun, si pembuatan tidak terima dan menimpahkan kesalahan kepada tukang kayu.
Sesampai di hadapan hakim, si tukang kayu bertanya tentang kesalahannya. Hakim pun menjawab, “kesalahanmu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan kuda beserta pedatinya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti semua kerugiannya.” Si tukang kayu pun tidak terima, ia menyalahkan si penjual kayu yang menjual kayu jelek kepadanya. Hakim pun percaya dan menyuruh pengawal memanggil si penjual kayu.
Si Penjual kayu dibawa oleh pengawal ke hadapan hakim. Dan ia bertanya tentang kesalahannya. Hakim pun menjawab pertanyaan si penjual kayu. Si penjual kayu tidak terima dan menyalahkan pembantunya. Hakim percaya dan menyuruh pengawal membawa pembantu si penjual kayu kehadapannya.
Si pembantu juga bertanya tentang kesalahannya kepada sang hakim seperti halnya orang yang dipanggil terebih dahulu. Hakim menjawabnya. Tetapi si pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu. Ia tidak dapat memberikan alasan yang memuaskan . akhirnya Hakim memutuskan si pembantu dihukum dan memberi uang ganti rugi. Hakim menyuruh pengawal memasukkan si pembantu ke penjara.
Beberapa menit kemudian, sang hakim bertanya kepada pengawal tentang memenjarakan dan menyita semua uang si pembantu tersebut. Tetapi pengawal tidak bisa melaksanakan perintah itu, karena si pembantu berbadan tinggi, gemuk sehingga ruang penjaranya tidak muat karena terlalu sempit. Serta si pembantu tidak memiliki uang untuk disita. Sang hakim pun marah besar, dan ia memberikan ide untuk mencari pembantu lain yang badannya lebih pendek, kurus dan punya uang. Kemudian pengawal pergi mencarinya.
Si pembantu berbadan pendek, kurus dan punya uang bertanya tentang kesalahannya. Sang hakim dengan santai menjawab, “kesalahanmu adalaahh karena kamu pendek, kurus dan punya uang!!!!!!”.
Kemudian pembantu berbadan pendek, kurus dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan uangnya disita. Dan sang hakim bertanya pada masyarakat, “Saudara-saudara, bagaimanakah pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?”. Masyarakat menjawab, “Adiillll!!!”.


Anekdot Hukum Peradilan


Anekdot Hukum Peradilan
            Pada zaman dahulu, di suatu Negara ada seorang tukangpedati yang rajin dan tekun.Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun, tetapi karena kayunya kurang kuat ia jatuh dan terperosok ke sungai.  Kuda dan dagangannya hanyut. Keluarga tukang pedati tidak terima dan melaporkan kejadian tersebut ke hakim.
            Akhirnya hakim memanggil satu persatu yang bersalah .Pertama dipanggil adalah Tukang Kayu. Yang Mulia Hakim pun langsung mendakwa bahwa Tukang Kayu bersalah,  karena kayu yang dibawanya jelek dan rapuh sehingga tukang kayu harus dihukum.  Tukang Kayu merasa dirinya tidak bersalah dan melemparkan kesalahannya kepada penjual kayu.
            Hakim pun memerintahkan Pengawal untuk membawa penjual kayu kepengadilan. Penjual kayu pun bertanya kepada Yang Mulia Hakim   tentang kesalahannya sehingga ia dibawa ke pengadilan. Sang Hakim menjawab,”Kesalahanmu, karena kau tidak menjual kayu yang bagus sehingga jembatan yang dibuat tidak kukuh dan menyebabkan tukang pedati beserta kuda dan barang dagangannya jatuh ke sungai.”Penjual kayu pun melimpahkan kesalahannya kepada pembantunya .Pengawal pun menjemput pembantu penjual kayu.
            Seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim, si Pembantu pun bertanya kepada Hakim perihal kesalahannya.Sang Hakim member penjelasan tentang kesalahan si Pembantu. Si Pembantu tidak secerdas tiga orang yang telah dipanggil terlebih dahulu sehingga ia tidak bias member alasan yang memuaskan Sang Hakim. Hakim   langsung memerintahkan Pengawal untuk memenjarakan dan menyita semua uang pembantu tersebut.
            Beberapa menit kemudian, Sang Hakim bertanya kepada si Pengawal,”Hai,Pengawal apakah hukuman sudah dilaksanakan?” Si Pengawal menjawab,”Belum , Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.”Sang Hakim bertanya,”Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?”Si Pengawal menjawab,”Sulit, Yang Mulia.Si  Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita.”Sang Hakim marah besar,”Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!”Kemudian, si pun mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain.
            Si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang bertanya kepada Hakim,”Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?” Dengan entengnya Sang Hakim menjawab,”Kesalahanmu adalah pendek, kerus, dan punya uang!!!!!!!!!”
            Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan uangnya disita, Sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan pengadilan tersebut,”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut kalian, peradilan ini sudah adil?”Masyarakat menjawab dengan serempak,”Adillllll!!!”


Nama Anggota :
1. Adinda Adelia        (01)
                        2. Aldi Candra S         (04)
                        3. Anisah R.S              (05)
                        4. Dewi S.N                (09)
Kelas X-IPA 3