Blogger templates

ALBUM FOTO

ALBUM FOTO

Selasa, 01 April 2014

Anekdot dalam Bentuk Monolog




NAMA  : ADINDA ADELIA WULANDARI
KELAS : X IPA 3
NO        : 01
SALAH SIAPA
            Pagi sekali aku sudah datang di sekolah. Sampai di kelas, gembok masih mengunci pintu kelas. Akhirnya aku duduk di gazebo depan kelas.
            Kulihat sekelilingku ternyata juga sama. Banyak anak yang sudah datang pagi untuk belajar ternyata harus menjadi anjing penjaga di depan kelas. Yah, banyak dari mereka yang hanya duduk-duduk sambil melamun.
            Ya Allah......,kalau begini jadinya salah siapa??? Niat hati takut masih dikunci, jadinya datang telat. Eh, sudah diperkirakan belum bel tapi tetap saja harus di stop petugas palang pintu dan disuruhnya belok kanan. Jadi, pagi-pagi harus kerja bakti mencuci mukenah, shalat dhuha, dan mengaji. Tujuannya supaya yang telat dibukakan mata hatinya.
 Esoknya, aku datang pagi sambil tersenyum dengan detergent di tanganku. Tujuanya, untuk jaga-jaga kalau-kalau ada semua warga SMA-ku telat jadi tidak perlu susah-susah cari detergent.
Akhir-akhir ini aku jadi berangkat pagi agar detergent yang kubawa lebih bermanfaat untuk orang lain.



NAMA  : ANISAH ROSDIANA SARI
KELAS : X IPA 3
NO         : 05


Kota Metropolitan dengan Sungai yang Jernih

            Ketika saya melancong ke kota metropolitan, saya mendapatkan sungai yang jernih dengan penuh sampah mengapung diatas sungai tersebut.
            Dengan lamunanku yang begitu penuh arti, sejenak aku memikirkan tentang kota metropolitan itu seperti apa? Dan ternyata seperti inikah tampaknya. Kota yang padat penduduknya, ekonomi di kota tersebut juga tidak mencukupi, dan orang-orang bersinggah juga tidak mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan
            Disinilah para penduduk mulai bermalas-malasan dengan menerima pendapatan yang tidak menentu. Keseharian mereka adalah bermalas ria, dan tidak menjaga kebersihan lingkungannya. Kota tersebut menjadi kumuh, kotor, dan layaknya gubuk tercebur dalam got. Bagaimana jadinya kalau terus-terusan seperti ini? Kenapa bisa jadi begini? Memangya sampai sebegitu tega manusia merusak sungai?
            Sungai itu harus dilestarikan. Tetapi sekarang yang melintas di kawasan sungai tersebut bukanlah anak-anak kecil riang yang sedang berenang, ikan-ikan yang biasanya digunakan masyarakat sebagai lauk pauk, dan sampan. Melainkan sampah yang berserakan dan benda kuning yang misterius. Seharusnya, masyarakat lebih sadar akan menjaga kebersihan lingkungan. Bukannya enak-enakan atau santai-santai nongkrong di pinggir sungai sambil makan dan membuang sampahnya  ke sungai.
            Agar alam sekitar ini menjadi yang lebih baik, usahakan kebiasaan keseharian masyarakat tersebut diubah dengan lebih giat lagi dan melakukan kerja bakti di kota tersebut.





 NAMA    : PUTERI ARDHYA PRAMESTI
 NO           : 24
 KELAS   : X IPA 3


GLOBAL WARMING VERSI ANEKDOT

            Panasnya hawa siang ini bagai berkunjung ke neraka yang suhunya menurun. Lebih baik beli es krim saja biar agak fresh.
            Wow! Baru 5 menit ke luar supermarket, es krim ini tiba-tiba meleleh. Pasti ini karena ulah global warming. Oh ya, kalau dipikir lagi, global warming terjadi karena ulah hewan. – Kalau dibilang “manusia” terlalu bagus karena manusia memiliki akal pikiran, sedangkan “hewan” tidak –
            Hewan sering menebang hutan, hal itu sangat “kurang kerjaan” bagi saya. Sudah merugikan lingkungan, membuang banyak tenaga pula. Mengapa mereka tidak menebang rambut mereka saja? Selain lebih ringan, juga tidak menghabiskan banyak tenaga. Wah! Tiba-tiba pernafasan saya terganggu gara-gara asap rokok. Menurut saya sangat rugi jika mereka memakai putung rokok. Mengapa tidak memakai kenalpot saja? Selain lebih besar, lebih lega, juga lebih awet. Sungguh tragis dunia masa kini, nampaknya kewajiban pendidikan 9 tahun tidak cukup bagi mereka, atau mungkin mereka perlu mengonsumsi suplemen cerebrofit setiap hari agar otak mereka lebih cerdas dalam menghadapi dunia.
            Lho! Mengapa orang-orang memandangi saya? Ternyata sejak tadi saya berbicara sendiri dan parahnya saya juga tersenyum PD. Semoga mereka tidak berpikiran kalau saya gila.
            Ngomong-ngomong, es krim saya tiba-tiba lenyap tanpa sisa. Ke mana perginya???
 




 NAMA : DEWI SUSANTI NINGSIH
 KELAS : X – IPA 3
 No         : 9 


TIDAK MENGHARGAI PERASAAN SESEORANG

            Aku kini berada di Sekolah Menengah Atas (SMA). Di sini aku memiliki banyak pengalaman yang sungguh banyak.
            Aku banyak temen yang kece, Guru yang asyik kadang cerewet dan tidak memikir deadline dan primadona hatiku. Semuanya selalu membuatku bahagia. Yah !!! itulah hari-hari yang kulewati saat ini.
            Mereka semua selalu mendukung kemajuanku, mereka adalah sosok yang baik, hangat, dan lembut. Selimut itu lembut, hangat, terlalu lembutnya sampai-sampai selimut tersebut membuat badan sang pemakai terasa panas, terbakar, dan melempuh. Euuuuh !!
            Ya Allah ... ku ikhlaskan air mata, basahi seluruh jiwa dan ragaku ... Mereka adalah hal-hal yang banyak membuatku tersenyum, walaupun mereka punya kekurangan di satu sisi.   
            Yah ... ku leawati hari-hari ini penuh tawa dan bahagia.






NAMA : RENA FERINDA DEWI
KELAS : X IPA 3
NO        : 27


ALUN-ALUN MOJOKERTO YANG MENGENASKAN 

Suatu hari saat aku lagi di alun-alun sedang bersantai , tiba tiba terpikirkan olehku tentang tong sampah yang ada di alun-alun tersebut . Dan akupun bergumam didalam hatiku , apa yang menyebabkan tidak adanya tong sampah di alun-alun mojokerto kota tercintaku ini ????
Kemana saja pejabat-pejabat yang mengurus pembangunan alun-alun ini ??? apa mereka tidak memperdulikan tetapi hanya ASAL JADI saja ??? apa mereka hanya tidur, makan, bersenang-senang dan mendapat gaji buta tanpa bekerja ??? . Ini yang menyebabkan alun-alun Mojokerto menjadi mengenaskan seperti ini !!. Aaaaahhh sial Kotaku tidak karu-karuan gara-gara ulah hewan tidak jelas yang memenuhi Kotaku !!. Kenapa tidak MATI saja ?? daripada hidup hanya memenuhi kota dan menjadi parasit yang merugikan saja .
Apaaaaa mungkin alun-alun Mojokerto yang sebesar dan seluas ini masak iya tidak ada tong sampah ??? Gilaaa aja ini ... Kemana dana yang selama ini mengalir ? pasti ke pejabat-pejabat Hina yang bersangkutan.
Meskipun ada mungkin hanya beberapa ditempat tertentu saja, itu semua yang menyebabkan orang Mojokerto membuang sampah sembarangan karena malas berjalan jauh, maka dari itu sampah berserakan dimana-mana karena faktor MALAAAASS !!! Malas kok dipupuk ya subuuur dong broooo ...
Apa yang kita miliki di alun-alun Mojokerto ??? Gersang , panas pastinya sudah seperti neraka bocor saja , karena tidak ada pepohonan yang menjadi pelindung, mungkin ada tapi hanya sebagai syarat saja. Bahkan GAJAH yang dulu sangat gemuk sekarang menjadi kurus kerempeng seperti peyek ikan teri , karena tidak ada yang mengasih makan. Karena uangnya entah kemana , mungkin lenyap hanyut terbawa tsunami.
Sama saja alun-alun menjadi tempat maksiat untuk remaja yang pacaran dengan mesranya tanpa memandang sekelilingnya , lebih pantasnya TIDAK TAHU MALU !! lampu yang remang-remang udah  kayak tempat dugem aja .. Jeb ajeb ajeb ajeb ajeb .Dimana petugas keamanan seperti Polisi dan Satpol PP yang mengobrak-abrik orang maksiat ditempat umum ??? apa mereka ikut maksiat jugaaa ??? Hahahahahahah Sungguh konyol dunia ini , tampang boleh imueet tapi hati loe udah kayak mafia aja broo .. Uups ! .
Astaga, Gue baru ingat ternyata dari tadi gue cuman berkhayal dan bergumam sendiri gak jelas yang pastinya gak pernah didengar oleh orang yang tidak perduli. Percuma saja ngomong panjang lebar tapi hasilnya SIA – SIA ... BODOHNYA saya ini !!!








5 komentar: